Minggu, 15 Maret 2015

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, OBJEK, METODE DAN SISTEMATIKA AKIDAH AKHLAK

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Akidah Akhlak
           Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti  wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
         Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
         Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Akan tetapi sebaliknya, akidah-akidah hasil rekayasa manusia berjalan sesuai dengan langkah hawa nafsu manusia dan menanamkan akar-akar egoisme dalam sanubarinya. 

Akhlak mendapatkan perhatian istimewa dalam akidah Islam. 
Rasulullah saww bersabda: 
بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ
(Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia).
Dalam hadis lain beliau bersabda: “Akhlak yang mulia adalah setengah dari agama”. 
Salah seorang sahabat bertanya kepada belaiu: “Anugerah apakah yang paling utama yang diberikan kepada seorang muslim?” Beliau menjawab: “Akhlak yang mulia”

      
         Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini, agama menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya sebagai kewajiban (taklif) di atas pundaknya yang dapat mendatangkan pahala atau siksa baginya. Atas dasar ini, agama tidak mengutarakan wejangan-wejangan akhlaknya semata tanpa dibebani oleh rasa tanggung jawab. Bahkan agama menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-ajarannya. Karena agama tersusun dari keyakinan (akidah) dan perilaku. Dan akhlak mencerminkan sisi perilaku tersebut.

    B.   Ruang Lingkup Akidah Akhlak
1.       Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan Tuhan (Allah), seperti wujud Allah, sifat Allah dll
2.      Nubuwat,  yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah dll
3.      Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti jin, iblis, setan, roh dll
4.      Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.

C.  Objek Akidah Akhlak
            Kalau kita berbicara mengenai Objek Akidah Akhlak kita harus mengetahui dulu apa itu objek, objek adalah suatu yang terkena akibat dari proses akidah akhlak tersebut yang tentu saja mengarah kepada manusia bagaimana membentuk manusia yang mempunyai akidah dan akhlak yang baik, baik terhadap manusia yang lain maupun dengan Tuhanya.
D   Metode Akidah Akhlak 
Akhlak memperoleh perhatian khusus dalam ajaran-ajaran akidah Islam. Dengan ini, dalam usaha membentuk manusia berakhlak mulia dan terselamatkan dari dekadensi moral, akidah mengikuti metode-metode yang beraneka ragam demi mencapai hal itu. Metode-metode tersebut antara lain:
    1. Menjanjikan Pahala Ukhrawi bagi Orang yang Berakhlak Mulia.
Akidah menjanjikan pahala yang besar dan derajat yang tinggi di akhirat kelak bagi orang yang berakhlak mulia, dan siksa yang pedih bagi orang yang berakhlak tidak terpuji dan menyembah hawa nafsunya. 
Rasulullah saww bersabda: 
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ عَظِيْمَ دَرَجَاتِ اْلآخِرَةِ وَشَرَفِ الْمَنَازِلِ وَإِنَّهُ لَضَعِيْفُ الْعِبَادَةِ
(Seorang hamba dengan akhlaknya yang mulia bisa mencapai derajat akhirat yang agung dan tempat yang mulia kendatipun sedikit ibadahnya). 
Dalam hadis yang lain beliau bersabda: 
إِنَّ حَسَنَ الْخُلُقِ يَبْلُغُ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
(Orang yang berakhlak terpuji dapat menyamai derajat orang yang berpuasa dan shalat malam).
Beliau berwasiat kepada Bani Abdul Muthalib: 
يَا بَنِي عَبدِ الْمُطَّلِبِ، أَفْشُوا السَّلاَمَ وَصِلُوا اْلأَرْحَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَطَيِّـبُوا الْكَلاَمَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ 
(Wahai Bani Abdul Muthalib, sebarkanlah salam, sambunglah tali kekerabatan, berilah makan (kepada orang-orang fakir) dan bertutur katalah yang baik, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat).
   2.  Menjelaskan Efek-efek Duniawi Akhlak.
Seseorang yang berakhlak terpuji akan mampu beradaptasi dengan sesamanya, hidup bahagia, tentram dan melangkah dengan mantap. Adapun orang yang tidak memiliki nilai dan prinsip-prinsip moral, ia akan jatuh dalam jurang kegelapan, hidup dalam kecemasan dan kebingungan sehingga dirinya tersiksa, tidak disenangi oleh sesamanya dan akhirnya akan terjerumus ke dalam jurang kesesatan yang tidak memiliki akibat yang terpuji.
Rasulullah saww bersabda: 
حُسْنُ الْخُلُقِ يُثَبِّتُ الْمَوَدَّةَ
(Akhlak yang terpuji dapat melanggengkan kecintaan).
Imam Ali a.s. berkata: 
...
وَفِي سَعَةِ اْلأَخْلاَقِ كُنُوْزُ اْلأَرْزَاقِ
(...Dan dalam akhlak yang mulia tersembunyi simpanan-simpanan rizki). 
Imam Ash-Shadiq a.s. berkata: 
وَإِنْ شِئْتَ أَنْ تُكْرَمَ فَلِنْ، وَإِنْ شِئْتَ أَنْ تُهَانَ فَاخْشُنْ
(Jika engkau ingin dihormati, maka berlemah lembutlah dan jika kau ingin dihina, maka bersikaplah kasar).                                                                                                        

         E.  Sistematika Akidah Akhlak

Gambar tersebut merupakan sistematika akidah akhlak yang digambarkan melalui pohon.
Disamping sistematika diatas, pembahasan akidah bisa juga mengikuti sistematika Arkanul iman yaitu :

1. Iman kepada Allah
          Pengertian iman kepada Allah ialah:
    •    Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
    •    Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluknya.
    •    Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai segala yang baru (makhluk).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala perbuatan dengan beribadah kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat, dengan ciptaan-Nya di muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah.

2. Iman Kepada Malaikat
            Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat ialah beritikad adanya malaikat yang menjadi perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada rasul-rasul-Nya.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah
           Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Tuhan ialah beritikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara individu maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih ada sampai sekarang nama dan hakikatnya hanya Al-Qur’an. Sedangkan yang masih ada namanya saja ialah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa dan Zabur kepada Daud.

4. Iman kepada Nabi dan Rasul
           Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
5. Iman kepada hari Akhir
            Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.

6. Iman kepada qada dan qadar
          Dalam menciptakan sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini mencakup dalam ciptaannya, baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang ditetapkan olehnya sendiri.













BAB III
PENUTUP


  1. KESIMPULAN
Dari makalah yang saya buat ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti  wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia.
2.      Ruang Lingkup akidah Akhlak meliputi: Ilahiyat, Nubuwat,  Ruhaniyat, Sam'iyyat,
3.      Kalau kita berbicara mengenai Objek Akidah Akhlak kita harus mengetahui dulu apa itu objek, objek adalah suatu yang terkena akibat dari proses akidah akhlak tersebut yang tentu saja mengarah kepada manusia bagaimana membentuk manusia yang mempunyai akidah dan akhlak yang baik, baik terhadap manusia yang lain maupun dengan Tuhanya
4.      Akhlak memperoleh perhatian khusus dalam ajaran-ajaran akidah Islam. Dengan ini, dalam usaha membentuk manusia berakhlak mulia dan terselamatkan dari dekadensi moral, akidah mengikuti metode-metode yang beraneka ragam



B.     SARAN
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi saya khususnya dan pembaca pada umumnya dalam Akidah Akhlak.





DAFTAR PUSTAKA

Suhendi, Hendi. Akidah Akhlak. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2011. Cetakan ke-7. Hal 125-135.
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, garis-garis besar Akidah Akhlak , jakarta: kencana, 2001
(http://www.docstoc.com/docs/
15
http:www.khanwar.wordpress.com


1 komentar:

  1. Buat Anda yang Hobi bermain Judi Online, namun belum menemukan Situs Terpercaya bahkan takut hasil kemenagan tidak dibayar?
    Saya ingin merekomendasikan S128Cash Situs Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
    Tidak perlu Anda ragukan lagi, seberapa besar kemenangan Anda, S128Cash pasti tetap akan membayarnya.
    Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan Populer serta Fairplay, seperti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    Berikut PROMO BONUS S128Cash :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Segera daftarkan diri Anda bersama kami !!
    Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Agen Judi Bola Online

    BalasHapus