BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Hampir setiap Murid pernah mengalami
fase pendiam yang mungkin disebabkan oleh rasa malu ketika beraktivitas di
sekolah. Caspi, Elder, dan Bem (1988) mencatat bahwa setiap Murid secara normal
bisa saja mengalami rasa malu ketika mereka menghadapi situasi sosial baru,
peran baru, ataupun sitausi yang ambigu. Dijelaskan lebih lanjut, rasa malu
yang ada bisa menjadi masalah jika hal tersebut timbul bukan lagi bersifat
situasional melainkan menjadi suatu kecenderungan dan terus menerus konsisten
di tampilkan.
Rasa malu atau menarik diri yang ada
pada seorang anak sering kali terbentuk karena lingkungan. Berbagai pengalaman
di rumah ataupun di sekolah (mampu menyelesaikan tugas yang diminta di depan
kelas, misalnya) akan menimbulkan rasa percaya diri. Pujian dan rasa bangga
yang muncul menjadi penguat dan anak belajar mengembangkan rasa percaya diri di
kelas. Bandura menjelaskan hal ini sebagai proses peningkatan “self respect”, “self-confidence”, dan “dignity” (Gage & Berliner, 1988).
Sebaliknya, pengalaman kurang menyenangkan seperti gagal atau tidak mampu
menyelesaikan tugas dapat menurunkan konsep diri anak. Hal ini menjadi lebih
parah jika guru ataupun murid lain di kelas mentertawakan atau memberikan
penguat negative sehingga anak harga diri dan konsep diri anak mengikis. Jika
tidak ditangani dengan baik, hal ini, bisa jadi menjadi salah satu sebab anak
menarik diri di kelas atau cenderung pemalu dalam setiap situasi. Anak tidak
percaya pada dirinya sendiri.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa penyebab
anak murid tidak mau bicara tetapi Cuma tersenyum?
2.
Bagaimana
cara mengatasi murid yang tidak mau berbicara tetapi Cuma tersenyum?
3. Bagaimana cara mengajak anak pendiam untuk
bersosialisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyebab murid yang tidak mau bicara tetapi Cuma tersenyum
Di dalam lingkungan sekolah sering kita jumpai ada beberapa anak
yang bermacam-macam karakter dan sifatnya, ada anak yang aktif, pandai
berbicara ketika di kasih pelajaran dan ada juga yang hanya diam tidak mau
berbicara tetapi cuma tersenyum. Untuk pembahasan ini kita membahas tentang
murid yang tidak mau bicara tetapi Cuma tersenyum. Penyebab murid yang tidak
mau berbicara tetai Cuma tersenyum anatara lain:
1.
Faktor orang tua yang tidak mengajarkan bersosialisasi pada anak
Dengan kesibukan orang tua Anak biasanya kurang
menerima bimbingan dari orang tua sehingga sang Anak cenderung untuk kurang
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar hal ini, menyebabkan Anak menjadi
pasif dalam bergaul karena memang sejak kecil, orang tua
jarang mengajak anak berkunjung ke rumah tetangga, teman, atau saudara.
Biasanya orang tua tidak menyadari bahwa dari hal kecil sperti ini akan memngaruhi
kemampuan anak dalam beradaptasi di lingkungan baru yang nantinya akan
berpengaruh saat anak mulai masuk sekolah pertamanya. Dan tentunya akan
mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar bukan hanya dalam bersosialisasi.
Orang tua terkadang baru bisa menyadari anaknya mengalami kesulitan dalam
beradaptasi setelah anak mulai sekolah pertamanya.
Ketika
memasuki usia prasekolah atau TK, anak-anak mulai terlihat sifat sosialnya. Di
dalam kelompok anak-anak di kelas, akan terlihat anak mana yang lebih agresif,
lebih pasif, cepat akrab, atau anak pendiam dan penyendiri.
2.
Tekanan dari orang tua
Semua orang tua menginginkan anaknya untuk pintar dan jadi orang yang terbaik tapi, kebanyakan para
orang tua tidak tau cara mendidik anak dengan benar, misalnya dengan cara
kekerasan, dalam hal ini justru membuat anak trauma ketika masuk sekolah atau ketika
sudah menjadi murid.
3.
Tidak adanya motivasi oleh orang tua kepada anak
Anak yang pendiam bisa jadi orang tua tidak mendukung tentang bakat
atau minat yang dimiliki oleh anak, sehingga mengganggu mental yang bisa
menghambat perkembangan anak ketika masuk sekolah dan mengurangi semangat belajar
dan bersosialisasi.
4.
Faktur lingkungan
Lingkungan sangat menentukan bagi perkembangan anak misalnya
lingkungan yang masyarakatnya kurang bersosialisasi menyebabkan anak juga
kurang bersosialisasi dengan sesama.
B.
Cara mengatasi murid yang tidak mau berbicara tetapi Cuma tersenyum
Beberapa cara yang di gunakan agar murid yang pendiam mau dan
bersosialisasi dengan baik dengan anak-anak lainnya diantaranya yaitu :
1. Mencarikan
teman yang aktif
Di kelas para guru sering mengatur posisi tempat duduk anak. Anak yang
pendiam duduk di antara anak yang banyak bicaranya. Atau pada saat main
berdampingan atau kelompok, anak yang pendiam digabungkan dengan anak yang
aktif agar bisa memotifasi anak yang pendiam.
2. Sering-sering
mengajak anak bicara santai (ngobrol santai)
Di sela-sela waktu kita harus aktif mengajak anak bicara. Bicara
tentang apa saja. Meskipu anak tidak menjawab, terusalah berusaha. Bertanya
tentang kagiatan di rumah, tentang keluarga, makanan kesukaan dan sebagainya.
Mungkin awalnya cara ini tidak berhasil. Tapi kita harus melakukanya
lagi dan lagi. Mencoba lagi dan lagi. Jika terlihat anak mulai mau tersenyum
saat kita ajak bicara, maka itulah awal keberhasilan kita. Artinya anak itu
mulai nyaman. Berhentilah berbicara sebelum anak bosan. Cobalah ajak bicara
lagi di lain waktu mungkin dengan topik yang berbeda pula.
3. Selalu memberi
motivasi
“Wah ternyata kamu bisa ya…..” , “boleh di coba lagi lho…..”. kalimat
ini adalah salah satu cara untuk memotifasi anak yang pendiam atau pasif
dalam kegiatan di kelas agar mau melakukan atau mengerjakan tugas yang
diberikan. Lakukan hal ini di setiap anak selesai melakukan tugas. Baik yang
mudah sekalipun.
Teruslah
memberikan motifasi dengan kata-kata dan kalimat positif lalu Minta anak untuk
mencoba lagi dan berikan pujian setelah anak menyelesaikan tugas yang kita
berikan.
4. Memberikan
hadiah
Tidak ada salahnya jika kita sesekali memberikan hadiah kepada anak
setelah anak berhasil melakukan apa yang yang kita perintahkan. Hadiah yang
kita tidak harus hadiah yang mahal. Sebuah kalimat pujian juga bisa memotifasi
anak. Memberikan hadiah sebaiknya tidak terlalu sering. Karena jika kita selalu
memberikan hadiah setiap setelah anak menyelesaikan sesuatu, Juga akan
berdampak kurang baik bagi anak. Karena anak akan hanya mau menyelesaikan tugas
jika mendapatkan hadiah, dan tidak mau mnyelesaikan tugas jika tidak ada
hadiah.
Sebaiknya kita tidak menjanjikan hadiah kepada anak sebelum anak
menyelesaikan tugas. Berikan hadiah setelah anak menyelesaikan tugas tanpa
menjanjikan sebelumnya.
5. Orang tua boleh
sering mengajak anak main di tempat umum atau rumah saudara
Mengajak anak bermain di tempat umum, seperti ke taman kota, berkunjung
ke rumah saudara, tetangga atau teman sekolah, adalah salah satu cara
agar anak terbiasa dengan tempat baru, teman baru dan lingkungan baru yang
pasti berbeda dengan lingkungan di rumah. Di tempat baru, anak akan banyak
belajar. Belajar bagaimana berinteraksi dan beradaptasi dengan teman dan tempat
baru. Jika anak sudah tebiasa dengan tempat dan teman baru mulai sejak kecil,
maka akan menjadi anak yang lebih mudah beradaptasi di mana saja. Tidak butuh
waktu yang lama untuk anak dalam mencari teman baru.
6. Sering mengajak
anak melakukan kegiatan fisik
Melakukan kegiatan fisik bersama anak, selain bisa menstimulasi
motoriknya, juga bisa membuat anak lebih percaya diri. Jika anak menjadi
pendiam karena kurang percaya diri, cara ini bisa kita lakukan. kita bisa
melakukan kegiatan fisik baik di rumah atau di tempat umum. Seperti di taman
atau tempat umum lainnya. Beberapa kegiatan fisik yang bisa kita coba di
antaranya yaitu, bermain sepeda, bermain bola, atau permainan lain yang
membutuhkan tim untuk melakukannya. Yang pasti kegiatan tidak di lakukan hanya
sendiri atau berdua saja, karena akan lebih baik jika dilakukan bersama-sama
dengan teman sebaya, teman sekolah, saudara atau tetangga.
Anak pendiam
biasanya tidak terlalu berbaur dengan teman dan lingkungan sekitarnya. Ia
menyendiri entah hanya memperhatikan teman – teman lainnya atau asyik dengan
kegiatannya sendiri. Isolasi diri ini dalam jangka panjang akan membentuk
dampak yang negatif.
Penelitian
menemukan bahwa anak yang memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman
sebayanya cenderung mengalami guncangan emosi yang lebih besar dibandingkan
anak yang lebih bersosialisasi.
Pada kondisi
ekstrim, setelah dewasa guncangan emosi yang tidak dapat diatasi sendiri dapat
menyebabkan tindakan kriminal, bahkan bunuh diri. Jadi, perhatikanlah anak
sejak dini supaya kita dapat memberikan bimbingan yang ia perlukan.
C.
Cara
mengajak anak yang pendiaam untuk bersosialisasi
Untuk
menolong anak pendiam bersosialisasi, orang tua harus bekerja sama dengan
gurunya. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melatih anak pendiam untuk
bersosialisasi, yaitu :
1.
Memasangkannya dengan yang bertolak belakang
Dalam
kegiatan sehari-hari di sekolah, anak pendiam dipasangkan dengan anak yang
lebih populer. Dengan cara ini, anak pendiam akan lebih cepat diterima di
lingkungannya.
2. Memasangkannya dengan yang lebih muda
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak pendiam berusia 4-5 tahun bila
dipasangkan dengan anak yang lebih muda, popularitasnya meningkat sebanyak 50%.
Popularitas ini membantu dirinya untuk membangun rasa percaya diri yang lebih
baik.
3. Kelompok kecil
Membuat kelompok bermain kecil akan lebih efektif untuk memfasilitasi
pertemanan anak-anak dibandingkan kelompok besar. Di dalam kelompok besar, anak
pendiam cenderung menarik diri di luar percakapan dan permainan, sedangkan di
dalam kelompok kecil, setiap anak mendapat perhatian dari teman sekelompoknya.
Guru dapat melatihnya mulai dari kelompok kecil lalu secara bertahap
meningkatkan jumlah anggota kelompoknya.
4. Memberi tanggung jawab penting
Guru dapat memberikan tugas penting di dalam kelas kepada anak pendiam.
Misalnya, tugas mengawasi piket bersih-bersih kelas bersama.
5. Menolong bila terjadi bullying
Bullying di sekolah dapat berakibat serius
pada perkembangan mental anak. Anak pendiam yang diolok-olok teman-temannya,
tidak dapat membalas dan bisa menjadi takut serta menolak untuk sekolah.
Ajarkan dan latih anak Anda agar menjadi dirinya sendiri dan melawan bullying
yang diterimanya. Bila bullying sudah di luar batas, kita harus ikut
bertindak.
Beberapa contoh
cara di atas adalah strategi dan terapi yang baik untuk melatih anak pendiam
untuk lebih bersosialisasi. Sedangkan di luar lingkungan sekolah, orang tua
memegang peranan penting. Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua :
1. Sering mengajak anak pada kegiatan luar rumah
Ajak anak
berkumpul dengan anak-anak lain serta orang dewasa, dan praktekkan trik
memasang-masangkan anak seperti yang dibahas di atas.
2. Memberi tugas untuk berbicara dengan orang lain
Kita dapat
menugaskan anak kita mengangkatkan telepon rumah bila berdering, sehingga ia
dilatih untuk berbicara dengan orang yang mungkin ia belum kenal.
4.
Tugas membaca cerita
Bila anak memiliki adik atau kakak, mintalah
ia untuk membacakan cerita sebelum tidur untuk saudara-saudara lainnya.
Sebaiknya berikanlah setiap anak giliran untuk melakukan hal ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah-masalah yang di hadapi guru
ketika mengajar murid di sekolah diantaranya adalah anak yang tidak mau
berbicara tetapi Cuma tersenyum.
Penyebabnya antara lain:
1.
Faktor orang tua yang tidak mengajarkan bersosialisasi pada anak
2.
Tekanan dari orang tua
3.
Tidak adanya motivasi oleh orang tua kepada anak
4. Faktor lingkungan
Cara mengatasinya adalah:
1. Mencarikan
teman yang aktif
2.
Sering-sering
mengajak anak bicara santai (ngobrol santai)
3. Selalu memberi
motivasi
4.
Memberikan
hadiah
5.
Orang tua
boleh sering mengajak anak main di tempat umum atau rumah saudara
6.
Sering
mengajak anak melakukan kegiatan fisik
B. Saran
Dengan adanya makalah ini yang menerangkan tentang
bagaimana penyebab dan juga cara mengatasi anak yang tidak mau berbicara tetapi
Cuma tersenyum semoga kita bisa lebih memahami tentang kondisi murid yang akan
kita hadapi kelak dan juga kita bisa tau bagaimana cara mengatasinya agar murid
bisa belajar dengan tenang tanpa ada masalah.
SUMBER : bundanouf.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar