Rabu, 26 November 2014

mengatasi murid yang pendiam tetapi cuma tersenyum

       BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Hampir setiap Murid pernah mengalami fase pendiam yang mungkin disebabkan oleh rasa malu ketika beraktivitas di sekolah. Caspi, Elder, dan Bem (1988) mencatat bahwa setiap Murid secara normal bisa saja mengalami rasa malu ketika mereka menghadapi situasi sosial baru, peran baru, ataupun sitausi yang ambigu. Dijelaskan lebih lanjut, rasa malu yang ada bisa menjadi masalah jika hal tersebut timbul bukan lagi bersifat situasional melainkan menjadi suatu kecenderungan dan terus menerus konsisten di tampilkan.
Rasa malu atau menarik diri yang ada pada seorang anak sering kali terbentuk karena lingkungan. Berbagai pengalaman di rumah ataupun di sekolah (mampu menyelesaikan tugas yang diminta di depan kelas, misalnya) akan menimbulkan rasa percaya diri. Pujian dan rasa bangga yang muncul menjadi penguat dan anak belajar mengembangkan rasa percaya diri di kelas. Bandura menjelaskan hal ini sebagai proses peningkatan “self respect”, “self-confidence”, dan “dignity” (Gage & Berliner, 1988). Sebaliknya, pengalaman kurang menyenangkan seperti gagal atau tidak mampu menyelesaikan tugas dapat menurunkan konsep diri anak. Hal ini menjadi lebih parah jika guru ataupun murid lain di kelas mentertawakan atau memberikan penguat negative sehingga anak harga diri dan konsep diri anak mengikis. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini, bisa jadi menjadi salah satu sebab anak menarik diri di kelas atau cenderung pemalu dalam setiap situasi. Anak tidak percaya pada dirinya sendiri.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa penyebab anak murid tidak mau bicara tetapi Cuma tersenyum?
2.      Bagaimana cara mengatasi murid yang tidak mau berbicara tetapi Cuma tersenyum?
3.      Bagaimana cara mengajak anak pendiam untuk bersosialisasi?

                                                                                  





BAB II

PEMBAHASAN

A.    Penyebab murid yang tidak mau bicara tetapi Cuma tersenyum

Di dalam lingkungan sekolah sering kita jumpai ada beberapa anak yang bermacam-macam karakter dan sifatnya, ada anak yang aktif, pandai berbicara ketika di kasih pelajaran dan ada juga yang hanya diam tidak mau berbicara tetapi cuma tersenyum. Untuk pembahasan ini kita membahas tentang murid yang tidak mau bicara tetapi Cuma tersenyum. Penyebab murid yang tidak mau berbicara tetai Cuma tersenyum anatara lain:
1.      Faktor orang tua yang tidak mengajarkan bersosialisasi pada anak
Dengan  kesibukan orang tua Anak biasanya kurang menerima bimbingan dari orang tua sehingga sang Anak cenderung untuk kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar hal ini, menyebabkan Anak menjadi pasif dalam bergaul karena memang sejak kecil, orang tua jarang mengajak anak berkunjung ke rumah tetangga, teman, atau saudara. Biasanya orang tua tidak menyadari bahwa dari hal kecil sperti ini akan memngaruhi kemampuan anak dalam beradaptasi di lingkungan baru yang nantinya akan berpengaruh saat anak mulai masuk sekolah pertamanya. Dan tentunya akan mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar bukan hanya dalam bersosialisasi. Orang tua terkadang baru bisa menyadari anaknya mengalami kesulitan dalam beradaptasi setelah anak mulai sekolah pertamanya.
Ketika memasuki usia prasekolah atau TK, anak-anak mulai terlihat sifat sosialnya. Di dalam kelompok anak-anak di kelas, akan terlihat anak mana yang lebih agresif, lebih pasif, cepat akrab, atau anak pendiam dan penyendiri.
2.      Tekanan dari orang tua
Semua orang tua menginginkan anaknya untuk pintar dan  jadi orang yang terbaik tapi, kebanyakan para orang tua tidak tau cara mendidik anak dengan benar, misalnya dengan cara kekerasan, dalam hal ini justru membuat anak trauma ketika masuk sekolah atau ketika sudah menjadi murid.



3.      Tidak adanya motivasi oleh orang tua kepada anak
Anak yang pendiam bisa jadi orang tua tidak mendukung tentang bakat atau minat yang dimiliki oleh anak, sehingga mengganggu mental yang bisa menghambat perkembangan anak ketika masuk sekolah dan mengurangi semangat belajar dan bersosialisasi.



4.      Faktur lingkungan
Lingkungan sangat menentukan bagi perkembangan anak misalnya lingkungan yang masyarakatnya kurang bersosialisasi menyebabkan anak juga kurang bersosialisasi dengan sesama.
B.     Cara mengatasi murid yang tidak mau berbicara tetapi Cuma tersenyum
Beberapa cara yang di gunakan agar murid yang pendiam mau dan bersosialisasi dengan baik dengan anak-anak lainnya diantaranya yaitu :
1. Mencarikan teman yang aktif
Di kelas para guru sering mengatur posisi tempat duduk anak. Anak yang pendiam duduk di antara anak yang banyak bicaranya. Atau pada saat main berdampingan atau kelompok, anak yang pendiam digabungkan dengan anak yang aktif agar bisa memotifasi anak yang pendiam.
2. Sering-sering mengajak anak bicara santai (ngobrol santai)
Di sela-sela waktu kita harus aktif mengajak anak bicara. Bicara tentang apa saja. Meskipu anak tidak menjawab, terusalah berusaha. Bertanya tentang kagiatan di rumah, tentang keluarga, makanan kesukaan dan sebagainya.
Mungkin awalnya cara ini tidak berhasil. Tapi kita harus melakukanya lagi dan lagi. Mencoba lagi dan lagi. Jika terlihat anak mulai mau tersenyum saat kita ajak bicara, maka itulah awal keberhasilan kita. Artinya anak itu mulai nyaman. Berhentilah berbicara sebelum anak bosan. Cobalah ajak bicara lagi di lain waktu mungkin dengan topik yang berbeda pula.
3. Selalu memberi motivasi
“Wah ternyata kamu bisa ya…..” , “boleh di coba lagi lho…..”. kalimat ini adalah salah satu  cara untuk memotifasi anak yang pendiam atau pasif dalam kegiatan di kelas agar mau melakukan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lakukan hal ini di setiap anak selesai melakukan tugas. Baik yang mudah sekalipun.
Teruslah memberikan motifasi dengan kata-kata dan kalimat positif lalu Minta anak untuk mencoba lagi dan berikan pujian setelah anak menyelesaikan tugas yang kita berikan.
4. Memberikan hadiah
Tidak ada salahnya jika kita sesekali memberikan hadiah kepada anak setelah anak berhasil melakukan apa yang yang kita perintahkan. Hadiah yang kita tidak harus hadiah yang mahal. Sebuah kalimat pujian juga bisa memotifasi anak. Memberikan hadiah sebaiknya tidak terlalu sering. Karena jika kita selalu memberikan hadiah setiap setelah anak menyelesaikan sesuatu, Juga akan berdampak kurang baik bagi anak. Karena anak akan hanya mau menyelesaikan tugas jika mendapatkan hadiah, dan tidak mau mnyelesaikan tugas jika tidak ada hadiah.
Sebaiknya kita tidak menjanjikan hadiah kepada anak sebelum anak menyelesaikan tugas. Berikan hadiah setelah anak menyelesaikan tugas tanpa menjanjikan sebelumnya.
5. Orang tua boleh sering mengajak anak main di tempat umum atau rumah saudara
Mengajak anak bermain di tempat umum, seperti ke taman kota, berkunjung ke rumah saudara, tetangga atau teman sekolah, adalah salah satu cara  agar anak terbiasa dengan tempat baru, teman baru dan lingkungan baru yang pasti berbeda dengan lingkungan di rumah. Di tempat baru, anak akan banyak belajar. Belajar bagaimana berinteraksi dan beradaptasi dengan teman dan tempat baru. Jika anak sudah tebiasa dengan tempat dan teman baru mulai sejak kecil, maka akan menjadi anak yang lebih mudah beradaptasi di mana saja. Tidak butuh waktu yang lama untuk anak dalam mencari teman baru.
6. Sering mengajak anak melakukan kegiatan fisik
Melakukan kegiatan fisik bersama anak, selain bisa menstimulasi motoriknya, juga bisa membuat anak lebih percaya diri. Jika anak menjadi pendiam karena kurang percaya diri, cara ini bisa kita lakukan. kita bisa melakukan kegiatan fisik baik di rumah atau di tempat umum. Seperti di taman atau tempat umum lainnya. Beberapa kegiatan fisik yang bisa kita coba di antaranya yaitu, bermain sepeda, bermain bola, atau permainan lain yang membutuhkan tim untuk melakukannya. Yang pasti kegiatan tidak di lakukan hanya sendiri atau berdua saja, karena akan lebih baik jika dilakukan bersama-sama dengan teman sebaya, teman sekolah, saudara atau tetangga.
Anak pendiam biasanya tidak terlalu berbaur dengan teman dan lingkungan sekitarnya. Ia menyendiri entah hanya memperhatikan teman – teman lainnya atau asyik dengan kegiatannya sendiri. Isolasi diri ini dalam jangka panjang akan membentuk dampak yang negatif.
Penelitian menemukan bahwa anak yang memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman sebayanya cenderung mengalami guncangan emosi yang lebih besar dibandingkan anak yang lebih bersosialisasi.
Pada kondisi ekstrim, setelah dewasa guncangan emosi yang tidak dapat diatasi sendiri dapat menyebabkan tindakan kriminal, bahkan bunuh diri. Jadi, perhatikanlah anak sejak dini supaya kita dapat memberikan bimbingan yang ia perlukan.
C.    Cara mengajak anak yang pendiaam untuk bersosialisasi
Untuk menolong anak pendiam bersosialisasi, orang tua harus bekerja sama dengan gurunya. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melatih anak pendiam untuk bersosialisasi, yaitu :
1. Memasangkannya dengan yang bertolak belakang
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, anak pendiam dipasangkan dengan anak yang lebih populer. Dengan cara ini, anak pendiam akan lebih cepat diterima di lingkungannya.

2. Memasangkannya dengan yang lebih muda

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak pendiam berusia 4-5 tahun bila dipasangkan dengan anak yang lebih muda, popularitasnya meningkat sebanyak 50%. Popularitas ini membantu dirinya untuk membangun rasa percaya diri yang lebih baik.

3. Kelompok kecil

Membuat kelompok bermain kecil akan lebih efektif untuk memfasilitasi pertemanan anak-anak dibandingkan kelompok besar. Di dalam kelompok besar, anak pendiam cenderung menarik diri di luar percakapan dan permainan, sedangkan di dalam kelompok kecil, setiap anak mendapat perhatian dari teman sekelompoknya. Guru dapat melatihnya mulai dari kelompok kecil lalu secara bertahap meningkatkan jumlah anggota kelompoknya.

4. Memberi tanggung jawab penting

Guru dapat memberikan tugas penting di dalam kelas kepada anak pendiam. Misalnya, tugas mengawasi piket bersih-bersih kelas bersama.

5. Menolong bila terjadi bullying

Bullying di sekolah dapat berakibat serius pada perkembangan mental anak. Anak pendiam yang diolok-olok teman-temannya, tidak dapat membalas dan bisa menjadi takut serta menolak untuk sekolah. Ajarkan dan latih anak Anda agar menjadi dirinya sendiri dan melawan bullying yang diterimanya. Bila bullying sudah di luar batas, kita harus ikut bertindak.
Beberapa contoh cara di atas adalah strategi dan terapi yang baik untuk melatih anak pendiam untuk lebih bersosialisasi. Sedangkan di luar lingkungan sekolah, orang tua memegang peranan penting. Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua :

1. Sering mengajak anak pada kegiatan luar rumah

Ajak anak berkumpul dengan anak-anak lain serta orang dewasa, dan praktekkan trik memasang-masangkan anak seperti yang dibahas di atas.

2. Memberi tugas untuk berbicara dengan orang lain

Kita dapat menugaskan anak kita mengangkatkan telepon rumah bila berdering, sehingga ia dilatih untuk berbicara dengan orang yang mungkin ia belum kenal.


4.      Tugas membaca cerita                                                                                               

Bila anak memiliki adik atau kakak, mintalah ia untuk membacakan cerita sebelum tidur untuk saudara-saudara lainnya. Sebaiknya berikanlah setiap anak giliran untuk melakukan hal ini.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Masalah-masalah yang di hadapi guru ketika mengajar murid di sekolah diantaranya adalah anak yang tidak mau berbicara tetapi Cuma tersenyum.
Penyebabnya antara lain:
1.      Faktor orang tua yang tidak mengajarkan bersosialisasi pada anak
2.      Tekanan dari orang tua
3.      Tidak adanya motivasi oleh orang tua kepada anak
4.      Faktor lingkungan
Cara mengatasinya adalah:
1.      Mencarikan teman yang aktif
2.      Sering-sering mengajak anak bicara santai (ngobrol santai)
3.      Selalu memberi motivasi
4.      Memberikan hadiah
5.      Orang tua boleh sering mengajak anak main di tempat umum atau rumah saudara
6.      Sering mengajak anak melakukan kegiatan fisik
B.     Saran
Dengan adanya makalah ini yang menerangkan tentang bagaimana penyebab dan juga cara mengatasi anak yang tidak mau berbicara tetapi Cuma tersenyum semoga kita bisa lebih memahami tentang kondisi murid yang akan kita hadapi kelak dan juga kita bisa tau bagaimana cara mengatasinya agar murid bisa belajar dengan tenang tanpa ada masalah.

SUMBER : bundanouf.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar