Rabu, 03 Desember 2014

Gadai

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
     Islam agama yang lengkap dan sempurna telah meletakkan kaedah-kaedah dasar dan aturan dalam semua sisi kehidupan manusia baik dalam ibadah dan juga mu’amalah (hubungan antar makhluk). Setiap orang mesti butuh berinteraksi dengan lainnya untuk saling menutupi kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka.
     Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam seluruh sisi kehidupan kita sehari-hari, diantaranya yang bersifat interaksi social dengan sesama manusia, khususnya berkenaan dengan berpindahnya harta dari satu tangan ketangan yang lainnya.
     Hutang piutang terkadang tidak dapat dihindari, padahal banyak bermunculan fenomena ketidakpercayaan diantara manusia, khususnya dizaman kiwari ini. Sehingga orang terdesak untuk meminta jaminan benda atau barang berharga dalam meminjamkan hartanya.
     Dalam hal jual beli sungguh beragam, bermacam-macam cara orang untuk mencari uang dan salah satunya dengan cara Rahn (gadai). Para ulama berpendapat bahwa gadai boleh dilakukan dan tidak termasuk riba jika memenuhi
syarat dan rukunnya.  Akan tetapi banyak sekali orang yang melalaikan masalah tersebut senghingga tidak sedikit dari mereka yang melakukan gadai asal-asalan tampa mengetahui dasar hukum gadai tersebut. Oleh karena itu kami akan mencoba sedikit menjelaskan apa itu gadai dan hukumnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian rahn?
2.      Bagaimana sifat rahn?
3.      Apa saja dasar hokum rahn?
4.      Bagaimana hokum rahn?
5.      Apa rukun dan syarat rahn?
6.      Bagaimana hokum pemanfaatan rahn?
7.      kapan akhir rahn?
C.    TUJUAN MAKALAH
1.      Untuk mengetahui pengertian rahn.
2.      Untuk mengetahui sifat rahn.
3.      Untuk mengetahui dasar hokum rahn.
4.      Untuk mengetahui hokum rahn.
5.      Untuk mengetahui rukun dan syarat rahn.
6.      Untuk mengetahui hokum pemanfaatan rahn.
7.      Untuk mengetahui akhir rahn.
BAB II
PEMBAHASAN
   A.    PENGERTIAN RAHN
     Secara etimologi rahn (gadai) berarti الثبوت والدوام (tetap dan lama). Menurut termologi syara’, rahn berarti penahanan sesuatu barang hak sehingga dpat dijadikan sebagai pembayaran hutang tersebut.
     Para ulama fiqih berbeda pendapat dalam mendefinisikan rahn:
1.      Menurut syafi’iyah rahn adalah menjadikan suatu benda sebagai jaminan hutng yang dpat dijadikan pembayaran ketika berhalang dalam pembayaran utng
2.      Menurut hanabilah rahn adalah harta yang dijadikan utng sebagai pembayaran harga utng ketika ketika yang begutng berhalangan membayae\r utngmya kepada pemberi pinjamanya.

   B.     SIFAT RAHN
      Secara umum rahn dikatagorikan sebagai akad yang bersifat derma sebab apa yang diberikan penggadai (rahin) kepada penerima gadai (murtahin) tidak ditukar dengan sesuatu. Yang di berikan murtaqin kepada rahn adalah utang, bukan penukar atas barang yang digadaikannya.         
     Rhan juga termasuk juga akad yang ainiyah yaitu dikatakan sempurna sesuadah menyerahkan benda yang dijadikan akad, sperti hibah, pinjam-meminjam, titipan dan qirad. Semua termasuk akad tabarru (derma) yang dikatakan sempurna setelah memegang (al qabdu)

   C.    DASAR HUKUM RAHN
1.      Al – Qur’an
وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ …. (البقرة : ۲۸۳)
Apabila kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secar tunai, sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis hendaklah ada barang yang di pegang” (Q.S. 2: 283)
2.     As – Sunnah
عن عائسة ر.ع. ان رسول الله ص.م. أشتر ى من يهودي طعاما ورهنه درعا من حديد.
(روه البخارى والمسلم)
“Dari Siti Ai’sah r.a. bahwa rasulullah saw bersabda: pernah membeli makanan dengan baju besi”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
   D.    HUKUM RAHN
     Para ulama sepakat bahwa rahn di bolehkan, tetapi tidak diwajibkan sebab gadai hanya jaminan jika kedua pihak tidak saling mempercayai. Firman Allah diatas hanyalah irsad (anjuran baik saja) kepada orang beriman sebab dalam lanjutan ayat tersebut dinyatakan, yang artinya “akan tetapi, jika sabagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya). (Q.S.Al baqarah :283).
     Hukum rahn secara umum terbagi dua yaitu: shahih dan ghair shahih (fasid). Rahn shahih adalah rahn yang memenuhi persyaratan. Sedangkan Rahn Fasid ialah rahn yang tidak memenuhi persyaratan.

   E.     RUKUN DAN SYARAT RAHN
1.      Rukun rahn
a.       Orang yang menggadaikan (rahin)
b.      Orang yang menrima barang gadai (murtahin)
c.       barang yang digadaikan (marhun atau rahn)
d.      utang (marhun bih)
e.       ucapan serah terima (shighat)

2.      syarat – syarat rahn
a.       syarat yang terkait dengan marhun
     menurut hanafiyah syarat marhun, antara lain:
1)      bernilai ekonomis
2)      bermanfaat
3)      jelas
4)      milik rahin
5)      bisa diserahkan
6)      tidak bersatu dengan harta orang lain
7)      tidak bersatu dengan harta lain
8)      harta yang atau dapat dipindahkan
b.      syarat yang terkait dengan marhunbih:
1)      marhun bih hendak barang yang wajib diserahkan
2)      marhun bih harus bermanfaat
3)      marhun bih jelas dan tertentu
c.       syarat yang terkait dengan rahin dan murtahin
1)      berakal sehat
2)      baligh
3)      cakap bertindak dalam mengelola hartanya
4)      tanpa ada paksaan

d.      syarat yang terkait dengan shighat
1)      ijab
2)      Kabul

   
F.     HUKUM PEMANFAATAN RAHN
     Pada dasarnya tidak bolah terlalu lama memanfaatkan rahn sebab hal itu rahn hilang atau rusak. Hanya saja diwajibkan untuk memgambil faedahnya.
1.      Pemanfaatan rahin atas rahn
     Diantara para ulama terdapat dua pendapat, jumhur ulama selain syafi’iyah melarang rahin untuk memanfaatkan rahn, sedangkan ulama syafi’iyah membolhkanya sejauh tidak memadaratkan murtahin
2.      Pemanfaatan murtahin atas rahn
     Dalam pemanfaatan murtahi atas rahn, terdapat beda pendapat pada kalangan ulama, antara lain:
a)      Jumhur Fuqoha’berpendapat bahwa murtahin tidak diperbolehkan memakai barang gadai dikarenakan hal itu sama saja dengan hutang yang mengambil kemanfaatan, sehingga bila dimanfaatkan maka termasuk riba. Berdasar hadits nabi yang artinya: “setiap utang yang menarik manfaat adalah termasuk riba”(HR. Harits Bin Abi Usamah)
b)      Menurut Ulama Hanafi, boleh mempergunakan barang gadai oleh murtahin atas ijin rahin, dan itu bukan merupakan riba, karena kemanfaatannya diperoleh berdasarkan izin dari rahin.
c)      Menurut Mahmud Shaltut, menyetujui pendapat dari Imam Hanafi dengan catatan: ijin pemilik itu bukan hanya sekedar formalitas saja, melainkan benar benar tulus ikhlas dari hati saling pengertian dan saling tolong menolong.
d)     Menurut Imam Ahmad, Ishak, Al Laits Dan Al Hasan, jika barang gadaian berupa barang gadaian yang dapat dipergunakan atau binatang ternak yang dapat diambil susunya, maka murtahin dapat mengambil manfaat dari kedua benda gadai tersebut disesuaikan dengan biaya pemeliharaan yang dikeluarkan selama kendaraan atau binatang ternak itu ada padanya. Sesuai dengan hadits nabi yang artinya:”binatang tunggangan boleh ditunggangi karena pembiayaannya apabila digadaikan, binatang boleh diambil susunya untuk diminum karena pembiayaannya bila digadaikan dagi orang yang memegang yang memegang dan meminumnya  wajib memberikan biaya”(HR.  Bukhari).





G.    AKHIR RAHN
     Rahn dipandang habis dengan beberapa keadaan seperti:
1.      Rahn diserahkan pada pemiliknya
2.      Dipaksa menjual rahn
3.      Rahin melunasi utang
4.      Pembebasan utang
5.      Pembatalan rahn dari pihak murtahin
6.      Rahin atau murtahin meniggal dunia
7.      Rahn rusak
8.      Tasharruf atas rahn
















BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
1.      Rahn adalah penahanan sesuatu barang hak sehingga dpat dijadikan sebagai pembayaran hutang tersebut.
2.      Sifat rahn adalah derma sebab apa yang diberikan penggadai (rahn) kepada penerima gadai (murtahin) tidak ditukar dengan sesuatu.
3.      Dasar hokum rahn adalah Al – Quran surat al – baqarah ayat 283 dan hadist riwayat bukari dan muslim.
4.      Hokum rahn adalah dibperbolehkan tapi tidak diwajibkan
5.      Rukun rahn
a.       Orang yang menggadaikan (rahin)
b.      Orang yang menrima barang gadai (murtahin)
c.       barang yang digadaikan (marhun atau rahn)
d.      utang (marhun bih)
e.       ucapan serah terima (shighat)
6.      hokum pemanfaatan rahn pada dasarnya tidak bolah terlalu lama memanfaatkan rahn sebab hal itu rahn hilang atau rusak.
7.      Akhir rahn apabila mengalami keadaan:
a.       Rahn diserahkan pada pemiliknya
b.      Dipaksa menjual rahn
c.       Rahin melunasi utang
d.      Pembebasan utang
e.       Pembatalan rahn dari pihak murtahin
f.       Rahin atau murtahin meniggal dunia
g.      Rahn rusak
h.      Tasharruf atas rahn

B.     SARAN
     selain mengetahui hokum hubungan manusia dengan Allah Kita sebagai umat islam juga harus mengetahui hubungan manusia dengan manusia termasuk hubungan tentang gadai. Diharapkan pembaca setelah membaca makalah ini dapat menjalakan gadai mengadai dengan sesuai dengan agama islam.






DAFTAR PUSTAKA
http://idrisbania.blogspot.in  diakses  (29 November 2014)
http://bambangindrayana.blogspot.in diakses (29 November 2014)
Syafe’I  Rachmat. 2004 Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia  

MAKALAH INI DISUSUN OLEH MAS SUTRIONO ALAM MAHASISWA INSURI


1 komentar:

  1. Buat Anda yang Hobi bermain Judi Online, namun belum menemukan Situs Terpercaya bahkan takut hasil kemenagan tidak dibayar?
    Saya ingin merekomendasikan S128Cash Situs Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
    Tidak perlu Anda ragukan lagi, seberapa besar kemenangan Anda, S128Cash pasti tetap akan membayarnya.
    Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan Populer serta Fairplay, seperti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    Berikut PROMO BONUS S128Cash :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Segera daftarkan diri Anda bersama kami !!
    Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Agen Judi Bola Online

    BalasHapus